Minggu, 31 Desember 2017

Menjauhi Angan-angan, dan selalu ingat KEMATIAN.

Ayyuhal Ikhwah, marilah pagi ini kita sedikit merenung tentang Cerita Sahabat Ibnu Mas’ud yang pernah menceritakan penjelasan Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam tentang karakter manusia, bagaimanakah karakter manusia tersebut? Mari kita baca dengan seksama dengan hati yang penuh ke rendahan hati.

خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ،

وَقَالَ: هَذَا الْإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ، أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ، وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ، وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat bangun segi empat, lalu beliau membuat garis lurus di tengahnya yang menembus bangun segi empat itu. Kemudian beliau membuat garis kecil-kecil menyamping diantara garis tengah itu.

Lalu beliau bersabda, “Ini manusia. Dan ini ajalnya, mengelilinginya. Dan garis yang menembus bangun ini adalah obsesinya. Sementara garis kecil-kecil ini adalah rintangan hidup. Jika dia berhasil mengatasi rintangan pertama, dia akan tersangkut rintangan kedua. Jika dia berhasil lolos rintangan kedua, dia tersangkut rintangan berikutnya.” (HR. Bukhari 6417).

Maka dalam hadits ini dapat kita ambil sebuah Pelajaran :

Bahwa sejatinya semua manusia mengalami suatu rintangan, karena tidak ada satupun manusia yang tahu masa depannya.

Sementara mereka semua berharap bisa mendapatkan cita-citanya.

Allah Ta’ala berfirman ;

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا

“Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok.” (QS. Luqman: 34)

Pelajaran lain, bahwa kita selalu memikirkan obasesi yang belum pasti, namun kita sering melupakan sesuatu yang pasti, yaitu kematian.

Maka yang terakhir, coba kita renungankan apa yang di katakan Ibnul Qoyim :

من أعظم الأشياء ضرراً على العبد بطالته وفراغه، فإن النفس لا تقعد فارغة، بل إن لم يشغلها بما ينفعها شغلته بما يضره ولا بد

Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba, adalah adanya waktu nganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia tidak disibukkan dengan yang manfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal yang membahayakannya. ( Thariq al-Hijratain, hlm. 413 )

Berusahalah untuk mengisi diri ini dengan sesuatu yang bermanfaat untuk akhirat kita. Sebelum Ajal menjemput kita. Wallahu a'lam bish-shawwab

Bandung, 13 September 2017
Al Faqir Ilallah Sigit Indrajid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar