Minggu, 31 Desember 2017

Ya Allah Saksikanlah...!!!

Bismillahirrahmannirahim...

Segala puji hanya Milik Allah yg telah menganugrahkan kepada kita smua akal sehat sehingga kita bisa dapat membedakan mana al haq dan mana al bathil. Dan Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita
Rasul ummat ini, Muhammad Nabiyullah, Nabi yg diutus untuk menyempurnakan ajaran para nabi. Dan dengan risalahnya kita bisa membedakan mana sabilul mukminin dan mana sabilul mujrimin. Amma ba'du...

Tak henti-hentinya rasa syukur kami Kepada Ar rahman, dan dengan Kekuasaannya Dia Pemegang segala Urusan seluruh Yang ada dibumi ini mengembalikan Apa yang telah Dia janjikan kepada Kaum Muslimin. Betahun-tahun lamanya kaum muslimin menunggu dan menanti kembalinya Khilafah Al Minhajul Nubuwah, dan akhirnya atas Pertolongan Ar Rahman Khilafah itu Bisa Hadir ditengah-tengan Ummat yang sedang dilanda Musibah berkuasanya Orang-orang Kafir diatas Negeri-Negeri Kaum Muslimin.

Dan kami Ucapkan Barakallahu fiik atas tegaknya Khilafah dan Dideklarasikannya Khalifah Ibrahim. Yang Dengan Amirul Mukmininya Syaikh Abu Bakar Al Quraisy Al Baghdady -semoga Allah menjaganya- Dan kamipun akan senantiasa Mendo'akan Amirul Mukminin Beserta Para Tentaranya semoga Allah senantiasa menjaga dan menolong, serta dapat membebaskan negeri-negeri kaum muslimin dari penjajah kaum kafir dan
memberikan kekuasaan penuh kepada Khalifah Ibrahim.

Dan bukan hanya sekedar ucapan selamat serta do'a kepada kalian. Kamipun ingin menyatakan Bai'at kami untuk senantiasa mendengar dan ta'at dlm keadaan suka maupun duka, Berat maupun ringan, lapang maupun
sempit. Terimalah bai'at kami, meskipun kami hanya skelompok kecil. Akan tetapi kami memiliki azzam yang kuat untuk bersama-sama Menegakkan Kalimat Allah agar Tegak. Dan kamipun akan senantiasa menjadi Tentara Daulah meskipun Tubuh kami harus terpisah dan hancur Demi tegaknya Hukum Allah.

Kami bukanlah kumpulan orang2 yang berilmu dan orang2 yg memiliki pengalaman dalam Jihad. Akan tetapi kami Hanyalah Kumpulan Pemuda yang sadar akan kewajiban tunduk serta patuh di bawah naungan kholifah.
Maka dari itu kami dari Al Kataib Al Iman resmi menyatakan bai'at dan bergabung bersama Khilafah Ibrahim dengan dibawah Pimpinan Amirul Mukminin Syaikh Abu Bakar Al Quraisy Al Baghdady..

Wahai Amirul Mukminin Terimalah Bai'at kami.

Ya Allah Saksikanlah Bai'at Kami kepada Amirul Mukminin.
Ya Allah Saksikanlah Bai'at Kami kepada Amirul Mukminin.
Ya Allah Saksikanlah Bai'at Kami kepada Amirul Mukminin.

Walhamdulillahi, wa shalallahunnabiyina Muhammad shalallahu'alahi wa salam.

4 Ramadhan 1435H, Rutan Mako Brimob, Depok.
Abu Yahya aka Abu Maryam aka SIgit Indrajid

Fatwa Pesanan dari Kerajaan Salul

Ayyuhal Ikhwah, pernahkah kalian mendengar sebuah fatwa pesanan dari Kerajaan Salul yang di lontarkan oleh Umala Umala mereka?!  Seperti yang di lontarkan oleh Bin Bazz Umala Kerajaan yang selalu setia oleh Penguasa Murtad Saudi dimana dalam salah satu fatwa dia tentang solusi Bagi Kaum Muslimin Palestina adalah "Memerintahkan Hijrah" artinya Kaum Muslimin Palestina di perintahkan untuk Meninggalkan.

Maka tak heran, fatwa-fatwa sesat dan menyesatkan keluar dari mulut-mulut meraka karena memang Tuanya sendiri telah melindungi kepentingan Yahudi yang ingin menguasai Bumi Palestina dari Tangan-tangan Mujahidin.

Ketahuilah Yahudi itu bukan bangsa yang kuat, akan tetapi yang menguatkan mereka adalah kawan-kawan mereka. Dan diantara kawan mereka adalah Kerajaan Saudi. Para thaghut Arab-lah yang sejatinya melindungi Israel. Kita diuji dengan fakta demikian. Sejatinya kita tidak diuji oleh 6-7 juta bangsa Yahudi. Demi Allah, seandainya orang-orang Arab mau mendatangi Yahudi, dan melempari mereka dengan batu, niscaya takkan ada satupun tersisa orang Yahudi yang hidup. Ya, kita mendapatkan ujian dari bangas Yahudi-Arab. Untuk bisa sampai ke orang-orang Yahudi, kita mesti menghabisi tentara thawaghit Arab yang melindungi kepentingan Yahudi.

Lalu bagaimana bisa kita berangkat Jihad ke Palestina, sedangkan para thaghut Arab dan balatentara mereka berdiri membawa pisau-pisau yang siap melukai siapa saja yang mendekati perbatasan mereka??

Jika demikian, apakah mudah bagi seorang muslim untuk berhijrah ke Palestina, dan berjihad di sana?

Apakah balatentara thaghut Arab akan membiarkan dia lewat begitu saja?!

Ketahuilah bahwa bangsa Yahudi bukanlah bangsa yang kuat!

Yang membuat mereka kuat adalah para thaghut Arab, dan balatentara mereka, yang notabene adalah para agen dan komprador Zionis yang ditugaskan untuk menjaga perbatasan Israel, serta menangkap dan membunuh siapa saja yang mendekat ke perbatasan Israel.

Maka tak heran kan?!! Jika Fatwa-fatwa dari Para Umala Thagut Arab memerintahkan Kaum Muslimin Palestina meninggalkan Tanah Mereka.

Berkata Amirul Mukminin Abu Bakr Al Baghdadi hafizhahullah :

Ya, Palestina yang mana orang Yahudi mengira bahwa kami melupakannya dan mereka mengira bahwa mereka telah menyibukkan kami darinya. Sekali-kali tidak wahai Yahudi, kami tidak melupakan Palestina meski hanya sejenak dan dengan izin Allah kami sekali-kali tidak akan pernah melupakannya. Telah dekat, telah dekat waktunya dengan izin Allah kalian akan mendengar jejak langkah mujahidin, dan brigade-brigade mereka akan mengepung kalian di hari yang kalian lihat masih jauh tapi kami melihatnya dekat. Inilah kami mendekati kalian hari demi hari. Sesungguhnya perhitungan kalian akan sulit dan sulit. Kalian tidak akan tenang selamanya di Palestina wahai Yahudi. Palestina tidak akan menjadi rumah dan bumi kalian selamanya wahai Yahudi. Palestina tidak akan menjadi kecuali kuburan bagi kalian dan tidaklah Allah mengumpulkan kalian di dalamnya kecuali agar kaum muslimin membunuhi kalian sampai kalian bersembunyi di balik pohon dan batu sedangkan kalian telah mengetahui hal itu dengan baik.

Maka tungguhlah sesungguhnya kami telah menunggu bersama kalian.

Bandung, 18 Desember 2017
al faqir ilaaLLah Sigit Indrajid

BERINFAQLAH DENGAN SESUATU YANG DI CINTAI

Kaum Muslimin yang sama-sama mengharapkan ridha Allah ta'alaa, Diriwayatkan oleh Sahabat Anas Radhiyallahu‘anhu, bahwa beliau berkata : Abu Thalhah Radhiyallahu‘anhu datang kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam seraya berkata, ”Wahai, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. [ Qs. Ali Imran : 92 ].

Sesungguhnya harta yang paling aku senangi adalah tanah bairoha. Dan sesungguhnya tanah ini aku shadaqahkan untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aku berharap surgaNya dan simpanannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wahai, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Aturlah tanah ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi petunjuk kepadamu … [ HR Bukhari, Kitab Az Zakat, 1368 ]

Ya begitulah keadaan Para Sahabat dalam hal kebijakan, mereka radhiyallahu’anhum ajma'in tak pernah mau ketinggalan dalam beramal, sehingga pernah seorang ulama memberikan perumpamaan kita dengan Para Sahabat seperti Kura-kura dan Kuda. Para Sahabat berlari kencang seperti kuda dalam menuju Rabbnya, sedangkan kita seperti kura-kura yang berjalan dalam menuju Rabbnya.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita diatas hidayah-Nya dan selalu ringan dalam kebaikan.

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Bumi Allah, 16 November 2017
al faqir ilaaLLah Sigit Indrajid

Dan Kami akan terus sampaikan Apa itu Dienullah

Allah Ta’ala berfirman :

لَا إكْرَاه فِي الدِّين قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْد مِنْ الْغَيّ

“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” ( QS. Al Baqarah: 256 )

Dan berfirman-Nya :

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” ( Ali ‘Imran: 19 )

Dan firman-Nya juga :

أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?” ( Ali ‘Imran: 83 )

Dan berfirman-Nya :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” ( Ali ‘Imran: 85 )

Ya seperti itulah Dienullah, ia akan tetap Dienullah meskipun Orang-orang munafiq itu tidak menyukainya. Suka atau tidak suka, Dienullah tetaplah Dienullah. Tidak ada perubahan atasnya, meskipun orang-orang itu selalu mencari alasan untuk merubah Dienullah.

Maka ketahuilah, bahwa Dienullah tegak diatas Kalimat yang Agung, yang diatasnya hanya dibangun dua rukun. Dan rukun tersebut saling melengkapi satu sama lain, maka siapa yang tidak membawa kedua rukun tersebut dia bukanlah seorang muslim. Dan rukun tersebut adalah An Nafiyun wal Itsbat ( Meniadakan dan Menetapkan ) Meniadakan sesembahan selain Allah, dan manjadikan Allah sebagai sesuatu yang dituju untuk di ibadahi.

Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلَا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Katakanlah : "Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang Dienku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman" ( Qs. Yunus : 104 )

Inilah Dienullah, yang mengajarkan kami tentang Beribadahlah kepada Allah, Dan Janganlah Menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

Ya begitulah Dienullah, akan selalu tetap berada diatas kebersihan dari noda-noda syirik, meskipun Para Keledai Ilmu telah mencapur adukan dengan Falsafah Bid'ah lagi Syirik yang tak pernah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu'alahi wassalam beserta Para Sahabatnya.

Maka sesungguhnya Dienullah tetaplah Dienullah, tidak akan pernah berubah dari Ajaran yang diturunkan Allah kepada Muhammad shalallahu'alahi wassalam.

Dan sebagai Penutup dari tulisan saya ini, saya katakan sebagaimana Perkataan Syaikh Abu Muhammad Al adnani - Taqaballahu -  dalam salah satu pidatonya, Beliau Berkata : Kami tidak akan pernah merayu-rayu manusia agar mau menerima dienullah dan menegakkan hukum dengan syariat Allah. Maka siapa yang ridha, maka inilah syariat Allah, dan siapa yang benci, murka dan enggan, maka kami tidak peduli dan inilah dienullah. Kami akan kafirkan orang-orang murtad dan bara’ dari mereka, kami musuhi orang-orang kafir dan musyrik dan membenci mereka.

Akhir kata... kebenaran itu hanya milik Allah Rabb semesta Alam. Dan Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah shalallahu'alahi wassalam.

Bandung, 26 Syawal 1438 H
Al Faqir ilaaLLah Sigit Indrajid

Menjauhi Angan-angan, dan selalu ingat KEMATIAN.

Ayyuhal Ikhwah, marilah pagi ini kita sedikit merenung tentang Cerita Sahabat Ibnu Mas’ud yang pernah menceritakan penjelasan Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam tentang karakter manusia, bagaimanakah karakter manusia tersebut? Mari kita baca dengan seksama dengan hati yang penuh ke rendahan hati.

خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ،

وَقَالَ: هَذَا الْإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ، أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ، وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ، وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat bangun segi empat, lalu beliau membuat garis lurus di tengahnya yang menembus bangun segi empat itu. Kemudian beliau membuat garis kecil-kecil menyamping diantara garis tengah itu.

Lalu beliau bersabda, “Ini manusia. Dan ini ajalnya, mengelilinginya. Dan garis yang menembus bangun ini adalah obsesinya. Sementara garis kecil-kecil ini adalah rintangan hidup. Jika dia berhasil mengatasi rintangan pertama, dia akan tersangkut rintangan kedua. Jika dia berhasil lolos rintangan kedua, dia tersangkut rintangan berikutnya.” (HR. Bukhari 6417).

Maka dalam hadits ini dapat kita ambil sebuah Pelajaran :

Bahwa sejatinya semua manusia mengalami suatu rintangan, karena tidak ada satupun manusia yang tahu masa depannya.

Sementara mereka semua berharap bisa mendapatkan cita-citanya.

Allah Ta’ala berfirman ;

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا

“Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok.” (QS. Luqman: 34)

Pelajaran lain, bahwa kita selalu memikirkan obasesi yang belum pasti, namun kita sering melupakan sesuatu yang pasti, yaitu kematian.

Maka yang terakhir, coba kita renungankan apa yang di katakan Ibnul Qoyim :

من أعظم الأشياء ضرراً على العبد بطالته وفراغه، فإن النفس لا تقعد فارغة، بل إن لم يشغلها بما ينفعها شغلته بما يضره ولا بد

Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba, adalah adanya waktu nganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia tidak disibukkan dengan yang manfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal yang membahayakannya. ( Thariq al-Hijratain, hlm. 413 )

Berusahalah untuk mengisi diri ini dengan sesuatu yang bermanfaat untuk akhirat kita. Sebelum Ajal menjemput kita. Wallahu a'lam bish-shawwab

Bandung, 13 September 2017
Al Faqir Ilallah Sigit Indrajid

Menyambut Seruan Iman

Ikhwani yang sama-sama mengharapkan Ridha Allah ta'ala tak sedikit dari Umat ini yang beramal untuk Kemulian Islam, Allah dan Rasul-Nya, mereka tak pernah letih, ataupun tak pernah kehilangan semangat dalam melangkah menuju Rabbnya.

Jika kita membaca kisah-kisah Para Sahabat radhiallahu‘anhum ajma'in tentu kita akan dapati bagaimana mereka selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Mereka tak pernah ingin tersaingi dalam amal, dalam kebaikan sedikitpun bahkan Abu Bakar Ash-Ashidiq pernah menginfaqkan seluruh hartanya untuk fi sabilillah, sahabat yang sampai-sampai Rasulullah shalallahu'alahi wassalam menegurnya : "Apa yang engkau gunakan membiayai hidupanmu dan keluargamu, wahai Abu Bakar, sesudah seluruh hartamu engkau sedekahkan?" Abu Bakar Ash-Ashidiq pun dengan tandas mengatakan, "Aku masih mempunyai Allah dan Rasul-Nya".

Atau pernah membaca kisah tentang Abu Thalha? Ketika Beliau radhiallahu‘anhu mendengar akan turunnya firman Allah :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. [ Qs. Ali Imran : 92 ].

Beliau radhiallahu‘anhu lantas mendatangin Rasulullah shalallahu'alahi wassalam kemudian mengatakan : Sesungguhnya harta yang paling aku senangi adalah tanah bairoha. Dan sesungguhnya tanah ini aku shadaqahkan untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aku berharap surgaNya dan simpanannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wahai, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Aturlah tanah ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi petunjuk kepadamu.

Ataukah kita pernah membaca kisah dua pemuda yang ingin mereaslisasikan cita-citanya untuk membunuh Abu Jahal karena kedua pemuda ini telah mendengar Nabi nya di caci maki. Ya merekalah Para Pemuda yang gagah berani yang telah membunuh Abu Jahal dengan pedangnya kedua Pemuda itu bernama Muadz bin Amr bin Jamuh dan Kawannya bernama Muawwidz bin Afra' radhiallahu‘anhum. Begitulah kisah yang dituturkan Sahabat Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu‘anhu seperti yang terdapat di dalam Shahih Al-Bukhari. Abdurrahman radhiyallahu‘anhu menggambarkan sikap dan tindakan yang sangat ajaib dari kedua pemuda pemberani ini !

Begitulah keadaan Umat terdahulu yang sentiasa berada terdepan dalam hal kebaikan, tak ingin tertinggal. Lantas bagaimana dengan kita hari ini?!!

Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَفِيْ ذلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” ( Qs. Al-Muthaffifin : 26).

Wallahu a'lam bish-shawwab

Bandung, 29 November 2017
Al Faqir ilaaLLah Sigit Indrajid

Pendusta Tetaplah Pendusta

Aku terkesan dengan sebuah perkataan yang di katakan Ustadz Fahcri rahimahullah : "Pendusta tetaplah Pendusta, Thogut tetaplah Thogut, Jangan pernah Bernegoisasi dengan Mereka."

Na'am ustadz, apa yang antum katakan adalah suatu ungkapan kebenaran. Tak di ragukan lagi, mungkin sebagian ikhwan yang jika pernah duduk-duduk dengan Densus88 dan BNTP akan merasakan ungkap Beliau rahimahullah.

Dimana Para Den88 dan BNPT itu selalu manis dimulut, teringat sebuah kisah dari seorang napi teroris yang saat ini berada di Lapas Sentul, sebelum pemindahan napi teroris tersebut Den88 dan BNPT membujugnya agar mau ditempatkan disana dengan ungkapan manis dikatakan disana enaklah inilah itulah dengan kalimat yang menggiurkan. Akhirnya napi teroris tersebut berangkatlah ke Lapas Sentul, hari ke hari satu hari dua hari tiga ia merasakan masih enak di tempat itu. Namun setelah berjalan seminggu akhirnya ia pun merasakan manisnya ucapan musuh-musuhnya berupa kesulitan yang ia dapat. Ya begitulah musuh-musuh Allah, yang selalu manis di lisan busuk di hati.

Dan mungkin tak hanya seorang napi teroris yang merasa ungkapan Ust. M Fachri rahimahullah bisa jadi banyaknya ikhwan-ikhwan aseer di berbagai Lapas pun merasakan apa yang dikatakan oleh beliau rahimahullah.

Oleh sebab itu ikhwah ingatlah akan firman Allah dalam sebuah ayat :

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ () فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ () وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ ()

Artinya : Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). [ Qs. Al Qolam : 7 -  9 ]

Maka berhati-hatilah dari setiap Makar mereka, karena sesungguhnya kebaikan para thogut sebuah jurang yang akan menghantarkan kita kepada Jurang Kebinasaan. Wal'iyyadzubillah

"Pendusta tetaplah Pendusta, Thogut tetaplah Thogut, Jangan pernah Bernegoisasi dengan Mereka."

Bandung, 27 November 2017
Al Faqir ilaaLLoh Sigit Indrajid

Racun Hati ( Syahwat & Syubhat )

Ayyuhal Ikhwah yang di ramhati Allah ta'ala dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu'alahi wassalam bersabda, yang artinya : “Musibah (fitnah) itu masuk ke dalam hati seperti dianyamnya tikar, sehelai demi sehelai. Hati mana pun yang menerimanya akan tertitiklah padanya setitik noda hitam. Hati mana pun yang menolaknya akan tertitiklah padanya setitik cahaya putih. Akhirnya hati akan terbagi menjadi dua; hati yang hitam legam cekung seperti gayung yang terbalik tidak mengenal kebaikan, tidak pula mengingkari kemunkaran, selain yang dikehendaki oleh hawa nafsunya, dan hati putih bercahaya yang tidak akan tertimpat mudharat fitnah, selama langit dan bumi masih ada.”  ( Riwayat Muslim (al-Iman II/170), dengan lafadz yang berbeda.)

Dalam hadits ini Rasulullah shalallahu'alahi wassalam memberitahukan bahwa ketika hati telah  tertimpa musibah menjadi dua, yaitu :

Pertama : Hati yang selalu menyerapnya seperti bunga karang yang selalu menyerap air. Maka tertitiklah padanya setitik noda hitam. Demikian seterusnya sehingga hati itu menjadi hitam dan terbalik. Inilah yang dimaksud tamsil beliau, “seperti gayung yang terbalik.” Dan jika hati telah berubah hitam dan terbalik maka akan datanglah dua penyakit yang sangat berbahaya dan akan menjerumuskannya pada jurang kehancuran dan kenistaan :

(1) Tercampur aduknya kebaikan dengan kemunkaran (syubhat), sehingga ia tidak mengenalinya lagi. Bahkan akan sangat mungkin ia dikuasai oleh penyakit ini, sehingga ia tidak akan sungkan-sungkan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, juga menganggap sunnah itu sebagai bid’ah dan bid’ah itu sebagai sunnah.

(2) Menjadikan hawa nafsu sebagai penghulu amalnya, dan dia meninggalkan semua yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua : Hati yang putih bercahaya dengan cahaya iman. Jika musibah fitnah datang, maka ia pun mengingkari dan menolaknya, sehingga dalam hatinya tertitik cahaya putih yang membeningkan hatinya.

Oleh karenanya kita harus paham sebuah kaidah bahwa : Setiap kemaksiatan adalah racun bagi hati. Ia menjadi penyebab sakit dan kehancuran hati, memalingkan iradahnya dari iradah Allah ‘Azza wa Jalla, dan memperburuk kesehatan hatinya.

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Disarikan dari Kitab Tazkiyatun Nufus Wa Tarbiyatuha kama Yuqarrirruhu Ulama As-Salaf

Bandung, 27 November 2017
Al Faqir ilaaLLoh Sigit Indrajid

Penuhilah Janjimu Wahai Rijaal !

Dalam sebuat ayat Allah berfirman :

فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ , فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya : Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui. Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. [ Surat At-Taubah 81 - 82 ]

Berkata Ibnu Nuhhas :

➡ Maka perhatikanlah –semoga Alloh merahmatimu- ancaman yang dasyat, kehinaan yang besar, serta bencana yang pedih bagi orang yang tertinggal dari berjihad, dan hanya duduk-duduk saja  (berdiam diri dari berjihad) serta orang yang enggan berinfaq fii sabiilillah (untuk jihad).

➡ Yang dimana dari ayat-ayat yang turun berkenaan dengan kaum yang jelas-jelas kemunafikkannya yakni yang tertinggal dari perang tabuk tidak lain adalah untuk menakut-nakuti dan mengancam orang-orang yang berbuat seperti mereka, dan tertinggal dari jihad yang wajib atasnya. Dan cukuplah bagimu bahwa perbuatannya tersebut adalah perbuatan yang keji dan janji yang dusta, laa laula wala quwwata illa billah.

🔘 Syaikh Abu Sulaiman Aman Abdurrahman fakkallahu ashrah berkata :

Kepada yang bai'at terhadap khalifah : Hijrahlah ke Daulah Islam, dan bila antum belum bisa hijrah ke daulah, berarti berjihadlah dengan jiwa di tempat antum ini, dan bila tidak bisa atau belum berani maka infaqkanlah harta antum kepada orang- orang yang berjihad dengan jiwa mereka. Dan bila tidak mampu juga maka semangatilah orang lain untuk berjihad, dan bila tidak antum lakukan itu maka apa arti bai'at antum itu?

Sungguh ini adalah karunia yang nyata. Maka hendaknya orang-orang yang mempunyai kemauan yang kuat berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan fadhilah dari amalan jihad ini. Dan hendaknya orang-orang yang berlambat-lambat dan lemahnya semangatnya menangis karena luputnya kemuliaan tersebut daripadanya. Dan hendaknya bagi orang-orang yang lalai bersedih hati terhadap usianya yang lenyap begitu saja tanpa mendapatkan kemulian ini.

Ya Allah tunjukanlah kami kepada perkara-perkara yang menyelamatkan dan mudahkanlah perkara-perkara itu bagi kami, dan pandanglah kami dengan pandangan inayah (bimbingan) serta rahmat Mu. Sungguh tidak ada yang sanggup memutuskan jatah usia seseorang. Sedangkan Engkau adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Cirebon, 6 Januari 2016
Al Faqir ilaaLLoh Sigit Indrajid

Surga itu dengan MEMBUNUH MEREKA !

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud No 2945, Hadits ini shahih dari Sahabat Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu'alahi wasallam bersabda ;

لَا يَجْتَمِعُ فِي النَّارِ كَافِرٌ وَقَاتِلُهُ أَبَدًا

"Tidaklah berkumpul dalam neraka orang yang kafir dan orang yang membunuhnya untuk selamanya."

Dan dalam sebuah Pidato Jubir Daulah Islamiyyah, Syaikh Muhammad Al Adnani -hafidzahullah- yang mana Beliau memuji atas apa yang dilakukan oleh kedua pemuda haramain yang membunuh saudaranya dikarena dia adalah seorang thogut, lalu setelah memuji keduanya, Beliau mengatakan : "...Bangkitlah, jika kalian kekurangan senjata maka kalian tidak akan kekurangan tali dan pisau. Dan terhadap militer-militer thoghut, seranglah mereka entah kalian berkuasa atau mati. Menginginkan kemuliaan adalah teman bagi kematian, dan jiwa ini menginginkan cita-cita yang tinggi. Jika kehidupan ini tidak menjadi mulia, lalu apa lagi yang diharapkan dari kehidupan yang panjang. Ketahuilah bahwa takut pada kematian adalah pahit sebagaimana rasa dari kematian itu, dan takutnya pemuda merupakan pedang yang menebas baginya. Sungguh jika engkau merasakan kehidupan dalam kematian (menginginkannya), kalian akan merasakan manisnya kematian ketika kalian merasakannya. Maka bergeraklah wahai pemuda Islam di mana saja berada, bergeraklah untuk berjihad melawan Rusia dan Amerika. Sungguh ini adalah peperangan Salib terhadap kaum muslimin, perang musyrikin dan atheis terhadap orang-orang mu’minin..."

Wahai saudaraku inilah waktunya, dimana stiap negara telah memulai amalnya, mempersembahkan para kesatria dan singa-singa Tauhid. Dan begitu juga tidak ketinggalan Indonesia bagian Timur telah menyatakan bai'atnya kepada Amirul Mukminin Syaikh Ibrahim Ibnu Awwad. Dan apakah kita hanya sebagai penonton yang hanya bisa berkoar tanpa ada ikut andil dalam pertempuran antara Pasukan Al Haq dan Bathil, antara Pengusung Panji Laa illaha Ilallah dan Panji Dajjal?

Ingatlah wahai saudaraku begitu banyak orang bisa tersemangati hanya dengan membaca epik kepahlawanan seorang tokoh bersejarah. Dimana fenomena ini masih terjadi hingga sekarang. Perburuan manuskrip dari para tokoh legendaris pun kerap dilakukan dengan sungguh-sungguh guna mengetahui pemikiran, latar belakang, serta rahasia apa di balik kesuksesan itu.

Perbincangan dan kajian mengenai sejarah memang acap digandrungi oleh banyak orang. Sementara kebanyakan orang banyak yang hanya sekedar menjadi saksi kepahlawanan mereka. Cukup terpuaskan dengan amalan orang lain yg mampu mendecaki dada dan sanggup menggetarkan adrenalin itu.

Sementara hanya sedikit sekali yang berani menerjang resiko guna memasuki lingkaran kemuliaan tersebut. Padahal siapapun kita, pasti akan menjadi sejarah pula.

Akankah kita selamanya hanya akan jadi penonton dalam mata rantai sejarah yang saat ini sebenarnya tengah kita bentuk sendiri ini? Apa yang kita lakukan kini akan menjadi sejarah di kemudian hari. Maka, tinggalkan buat generasi nanti tauladan yang baik. Bukan untuk kebanggaan, tapi ibroh dan penyemangat.

Terakhir saya kutipkan apa yang dikatakan oleh Abu Dujanah al-Khurosaniy : ''Sesungguhnya kehidupan kita adalah sebuah kisah, dan kita para ksatrianya. Kita tulis bab-babnya dengan amal perbuatan kita. Maka berusahalah untuk menjadikan kisah-kisah kalian tercatat dalam kisah perjalanan orang-orang sholeh. Dan berusahalah untuk menjadikan akhir kehidupan kalian syahid di jalan Allah. Demi Allah, tidaklah pantas bagi para ksatria kecuali mati terbunuh. Dan tidak ada yang menghapuskan dosa-dosa kita sebagaimana halnya kesyahidan di jalan Allah.''

Kemuliaan itu bagi yg memulai (merintis dan menginspirasi) suatu amal dn perbuatan, meski pengikut/generasi setelahnya lebih baik dn lebih profesional dlm beramal.

Bandung, 6 November 2016
Al Faqir ilaaLLoh Sigit Indrajid

BERSIKAP ADIL TERHADAP ISLAMIC STATE (IS)/DAULAH ISLAMIYAH

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala, Rabb yang telah mengutus kepada kita sebaik-baik utusan dan menurunkan sebaik-baik kitab suci. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah Subhanahu wata’ala semata yang memiliki al-asmaul husna.

Sungguh, betapa mirisnya ummat hari ini, betapa sakitnya hati ini ketika melihat sebagian manusia yang dahulunya merindukan Khilafah. Akan tetapi setelah Khilafah itu tegak justru sebagian manusia itu malah membencinya, mencelanya, bahkan menebarkan fitnah yang keji dan berusaha menebarkan syubhat-syubhat murahan yang berupaya untuk menggugurkan Ba’iat kepada Amirul Mu’minin.

Aku bukanlah seorang alim ulama, dan akupun bukan seorang yang berpengalaman dalam Front Jihad. Akan tetapi aku seorang Mukallaf yang terbebani untuk saling memberikan nasehat kepada sesama Muslim agar senantiasa Saling menetapi Kebenaran dan Saling menasehati agar sabar di atas Ujian. Inilah sedikit nasehat dariku, untuk menggugurkan kewajiban ku tersebut.

Ayyuhal Ikhwah cukupkanlah lisan mu dari mencela Daulah Islamiyyah. Hentikanlah Nafsumu untuk mencari-cari kesalahan dan Aib Daulah, dan berhentilah dari menebarkan syubhat-syubhat murahan yang menguntungkan Para Musuh-musuh Islam dan Kaum Muslimin. Tidakkah Kalian telah mendengar, Membaca, serta mentadaburi Firman Allah subhanahu wata’alaa?

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” [ Qs. Al-Hujurat : 12 ]
Begitu pula Hadits Nabi, sesungguhnya Rasulullahi shalallahu’alaihi wasalam bersabda ; “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. ( Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no.6064 dan Muslim hadits no. 2563 )

Perhatikanlah Ikhwah sungguh telah jelas, haram hukum nya bagi kita mencari kesalahan saudara kita, mencela, membenci, mendengki, dan saling memblakangi. Maka seharusnya jadilah kita sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara, yang lembut kepada sesama muslim dan keras terhadap orang-orang kafir. Apakah mata, telinga dan hati kita telah buta, tuli, dan mati, sehingga Ayat Allah dan Hadits Rasulullah kita campakkan nash nya ?!!

Renungkanlah nasehat yang berharga dari Iyas bin Mu’awiyyah.

Sufyan bin Husain berkata, “Aku pernah menyebutkan kejelekan seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah.

Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata, “Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?”
Aku menjawab, “Tidak”.

Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind, Hind (India) atau Turki?”

Aku juga menjawab, “Tidak”.

Beliau berkata, “Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari kejelekanmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari kejelekanmu?”

"Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi berbuat seperti itu” (Lihat Kitab Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir (XIII/121)

Maka aku ingin bertanya kepada kalian Wahai Ikhwah.

Apakah kalian Pernah ikut berperang memerangi SYIAH NUSYARIYYAH ? Apakah kalian pernah ikut memerangi Thoghut Iraq ? Para Murtaddin Suria ?

Jika Jawaban kalian “TIDAK”

Maka aku katakan, “Apakah layak Nusyariyyah selamat dari Celaan lisanmu ketimbang Mujahidin yang Memeranginya?”

“Apakah layak Thoghut-thoghut Iraq selamat dari kalian yang sibuk membongkar Aib-aib mereka ketimbang Mujahidin Daulah Islamiyyah yang sibuk memerangi mereka?”

Lalu Apakah layak Kaum Murtaddin Suria selamat dari fatwa-fatwa kalian untuk membunuhnya, ketimbang kalian memfatwakan memerangi Daulah dan Tentaranya ?

Maka renungkan lah sekali lagi wahai jiwa yang memiliki akal ?!!

Sungguh, apakah kalian tidak sayang kepada diri-diri kalian yang kalian habiskan waktu kalian hanya untuk mencari Aib Daulah ? Apakah kalian tidak merasa risih lisan kalian hanya untuk mencela Sang Kholifah ?

Dan apakah kalian tidak memiliki akal sehingga ilmu kalian hanya kalian gunakan untuk menebarkan subhat-subhat murahan untuk menyesatkan ummat dan menggugurkan bai’at kepada Sang Khalifah?

Ingatlah Ikhwah, apa yang kalian katakan akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Ar-Rahman kelak.

Semoga nasehat ini menjadi hujjah di hadapan Ar-rahman kelak yg menggugurkan Kewajibanku dari memberi Nasehat untuk memperingatkan agar tidak lagi Mencela, Membenci, serta menebarkan Subhat kepada Daulah Islamiyyah. Wallahu a’lam bish-shawwab.

Bumi Allah, 1/02/2016
Al Faqir ilaaLLah Sigit Indrajid