Selasa, 16 Januari 2018

Apa Kabar Ruhiyamu?

Terkadang kita lebih butuh kepada sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan ruhiyah, padahal kebutuhan ruhiyah dalam diri kita sangatlah penting. Karena jika kebutuhan ruhiyah tidak terpenuhi ibadahpun akan malas, akhirnya banyak kebaikan yang akan kita tinggalkan.

Sebuah contoh dalam kehidupan sehari-hari yang banyak kita temui di sekeliling kita, bahwa ; seseorang lebih bersemangat mencari informasi padahal informasi yang dicarinya tersebut tak ada hubungannya dengan nutrisi ruhiyahnya. Coba kita bayangkan, jika dalam sehari kita dapat sepuluh informasi, berapa banyak dalam seminggu yang akan kita dapatkan? dan dari informasi tersebut dapatkah kita ambil manfaatnya untuk kesuburan hati kita? Jika tidak maka yang akan kita dapatkan hanyalah sebuah kelalaian.

Bagaimana jika informasi yang tidak ada kaitannya dengan ruhiyah tersebut, kita ganti dengan menghafalkan satu Ayat al Qur'an, hadits atau perkataan sahabat dan ulama misalnya ; dalam sehari satu saja,dan tentunya disertai penjelasannya. Maka dalam seminggu kita akan menguasai tujuh ayat atau hadits berserta kandungannya. Dan jika kita bisa istiqomah dalam setahun berapa ayat atau hadits yang sudah kita hafal? dan tentunya kita telah mengumpulkan juga beberapa bab ilmu dari ayat dan hadits yang telah kita hafal tersebut selama satu tahun.

Jadi teringat sebuah pesan Syaikhuna Abu Sulaiman Aman Abdurrahman -fakkallahu ashrah- dalam sebuah risalah singkat yang beliau tulis : "Ingat, jangan sampai kesibukan dengan hp dan internet itu melupakan anda dari membaca Al Qur'an dan mempelajari ilmu. Di saat belajar ilmu dien, bila engkau menghapalnya maka engkau adalah thalibul ilmi, tapi bila tidak menghapalnya maka engkau itu hanya sebagai mustami' (pendengar).

Oleh sebab itu, marilah mulai saat ini kita perhatikan kebutuhan ruhiyah kita. Jangan sampai kesibukan kita dengan handphone yang slalu mencari informasi yang tidak ada manfaatnya kecuali kelalaian kita lupa membaca al Qur'an, serta lupa mengahafal ilmu. Akhirnya kita tidak mendapatkan pahala Thalabul Ilmi. Dan akhirnya kebutuhan ruhiyah kita pun tak terpenuhi. Ingatlah, bahwa iman itu naik turun, bertambah dengan ketaatan turun dengan kemaksiatan. Dan bukankah menghafal Qur'an atau Hadits suatu ketaatan kepada Allah ketimbang mencari informasi?

Allah Ta’ala berfirman :

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Artinya : "Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai." [ Qs. Ar-Arrum : 7 ]

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Bandung, 16 Januari 2018
al faqir ilaaLLah Sigit Indrajid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar