Rabu, 14 Februari 2018

SANGKAR BESI TIDAK MERUBAH SINGA MENJADI DOMBA

Oleh : Abu Usamah JR

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ (٢)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (٣)

Artinya : "Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (QS Al Ankabut :2-3).

Allah 'azza wa jalla memastikan akan adanya ujian bagi setiap orang yang mengaku beriman. Sehingga jalan iman, dakwah dan jihad adalah jalan yang didalamnya akan dijumpai ujian. Hikmah dari ujian tersebut adalah untuk mengetahui dan membedakan antara mereka yang jujur dan yang dusta di dalam keimanan. Sehingga nilai keimanan seorang hamba akan nampak setelah adanya ujian-ujian yang datang silih berganti.

Ujian yang menimpa orang beriman kebanyakan dengan orang beriman yang menempuh jalan dakwah dan jihad, bobot dan bentuknya berbeda. Sebab para da'i dan mujahid memiliki level iman yang lebih tinggi daripada orang mukmin kebanyakan. Sedangkan semakin tinggi iman seorang hamba maka akan semakin berat ujian yang diterima. Dan semakin berat ujian akan semakin besar pula pahala yang akan Allah berikan jika mereka bersabar.

Pada setiap masa para ulama dan mujahid diuji oleh Alloh dengan berbagai macam ujian. Ada diantara mereka yang bisa bersabar dan tetap istiqomah di atas jalan dakwah dan jihad hingga akhir perjalanan. Mereka inilah yang menjadi pemimpin dan panutan umat pada masanya serta menjadi teladan bagi umat sesudahnya. Tidak sedikit diantara mereka yang diuji kemudian terhempas dari jalan perjuangan dan menjadi pecundang. Mereka inilah yang ditulis oleh tinta sejarah dengan kalimat celaan, hinaan dan hujatan serta diceritakan keburukannya oleh generasi sesudahnya.

Derajat kemuliaan dan penghormatan dari umat didapatkan oleh para ulama yang jujur setelah mereka mampu bersabar menghadapi kerasnya ujian. Imam Ahmad bin Hambal bersabar menghadapi siksaan dan pemenjaraan berpuluh tahun oleh penguasa dzalim karena mempertahankan keyakinan ahlussunnah bahwa al qur'an adalah kalamullah dan bukan makhluk. Kegigihan beliau dalam mempertahankan prinsip harus dibayar dengan siksaan yang sadis dan pemenjaraan dalam waktu yang lama. Berkat kegigihan beliau mempertahankan prinsip, terjagalah aqidah ahlussunnah yang meyakini bahwa al qur'an adalah kalamullah dan bukan makhluk. Hingga umat pun memberi gelar kepada Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah sebagai imamnya ahlussunnah.

Ibnu Taimiyah Rahimahullah pun menghadapi ujian yang tidak kalah berat dengan Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah demi mempertahankan prinsipnya. Penyiksaan dan pemenjaraan juga dialami oleh Ibnu Taimiyah Rahimahullah. Namun beliau tetap bersabar dalam menghadapi ujian tersebut, bahkan dari balik penjara beliau menghasilkan karya-karya fenomenal yang menjadi rujukan bagi umat ini hingga sekarang. Dan kini umat memuliakan dan menghormati beliau dengan memberi gelar syaikhul islam.

Ujian berat juga senantiasa menyapa para mujahid yang berjuang di jalan Allah pada setiap zaman. Jalan jihad adalah jalan ibtila' , siapa yang menempuhnya berarti ia akan mengarungi gelombang dan badai ujian. Telah diuji oleh Allah para mujahid dari generasi pertama hingga generasi yang akan datang. Inilah sunatullah yang menjadikan jihad sebagian ujian bagi umat ini sebagaimana firman-Nya :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. ( QS Muhammad : 31 )

Jihad adalah ujian bagi orang-orang yang mengaku beriman, sehingga nampak yang jujur imannya dan mereka yang dusta. Sebelum, sedang dan sesudah jihad semuanya ada ujian di dalamnya. Bayangan kesusahan, kepayahan dan resiko dari jihad menjadi ujian tersendiri bagi orang yang hendak berjihad. Sedangkan kesulitan dan kepayahan dalam jihad juga menjadi ujian bagi para pelakunya. Sehingga ia dihadapkan pada pilihan antara melanjutkan jihad ataukah kembali kepada keluarganya.

Kesulitan dalam jihad dan resiko yang menimpa tidak jarang membuat orang-orang yang lemah memilih undur diri dari kancah jihad. Resiko penangkapan, penyiksaan dan pemenjaraan telah banyak merontokkan iman para mujahid. Ada yang kemudian memilih untuk pensiun dari jihad setelah berhadapan dengan resiko-resiko tersebut. Dan yang paling parah adalah yang memilih murtad  seraya bergabung dengan musuh dari kalangan thoghut.

Adapun para lelaki sejati yang berjiwa ksatria, tetap setia menempuh jalan jihad meskipun beratnya ujian dan resiko pernah mereka alami. Luka-luka akibat pertempuran tidak menjadikan meteka mengalami trauma dari jihad. Maka tatkala luka telah sembuh sang singa pun kembali mengaum di medan laga dengan lebih ganas, seakan ia melupakan luka-luka yang pernah dialami. Ia pun tetap setia dalam jihad sampai Allah Robbul 'izzati memanggilnya pulang untuk beristirahat di sisi-Nya.

Begitu pun para ksatria umat ini yang mengalami ujian pemenjaraan, ia kembali ke medan jihad tidak lama setelah menghirup udara bebas. Diantara mereka seperti Syaikh Abu Mush'ab Az Zarqawi Rahimahullah, Syaikh Abu Bakar Al Baghdady hafidzahullah dan yang lainnya. Bahkan diantara mereka berhasil  menorehkan prestasi gemilang yang hasilnya bisa dirasakan oleh umat ini. Itulah fakta bahwa, sangkar besi tidak merubah singa menjadi domba. Dimanapun singa ditempatkan ia akan tetap menjadi singa.

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya). (QS Al Ahzab:23).

Semoga Allah menjaga para muwahidin masjunin untuk istiqomah diatas millah tauhid dan jihad. Sehingga terali besi hanya akan membuat para singa semakin buas dan ganas menyerang musuh. Maka para singa tersebut akan kembali berlaga setelah keluar dari kandangnya, in syaa Allah.

Wallahu musta'an
30 Rabiutsani 1439H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar